Hy….
Kemarin
hujan sangat deras….
Di
bawah curahnya hujan ada si bodoh yang sedang memberanikan diri untuk
menghadapi kenyataan di depan mata.
Ada
si bodoh yang rela menerjang hujan demi
bisa menatap langsung kenyataan.
Si
bodoh bingung apa yang harus diarasakan setelah itu….
Dia
bingung begitu banyak rasa yang ia terima di hari itu, melepaskan rindu,serta
memberikan jalan untuk dirinya,membiarkan ia melihat dengan jelas bahwa
kenyataan itu adalah tamparan.
Si
bodoh begitu yakin kemarin dia baiik2 saja.
Dia
tertawa dan menikmati keadaan, dia terhanyut suasana damai yang ada.
Dia
menyaksikan sampai ahir.
Dan
sampai saatnya dia pulang bahkan hujan tak kunjung berhenti.
Si
bodoh ini memmaksakan diri untuk menerjang hujan lagi.
Hujan
semakin keras dan….. si bodoh bahkan tidak menghiraukan badannya yang mulai
basah dgn hujan.
Sambil
tersenyum dia mengendarai kendaraan dengan penuh keyakinan bahwa semuanya baik2
saja.
Hujan
seolah benar2 memberinya kesempatan untuk menangis dengan bebas, karena selama
ini ia hanya menangis tapi tak lepas, karena sepanjang perjalanan banyak pasang
mata yg kerap melihatnya, namun entah kenapa, kemarin hujan benar memberinya
kesempatan untuk menangis sekuat2nya.
Sembari
melewat hujan dia tetap tersenyum dan berbisik dalam hati.
“wahai
hujan ,,,ini sudah lewat… aku tidak mengapa, aku baik2 saja…
Dengan
membanggakan diri di derasnya hujan si bodoh berbisik kembali
“
ini aku… aku tidak bia di runtuhkan oleh maslah apapun, aku org yang mampu
melewati apapun itu.ini hanya masalah waktu…
“wahai
hujan tidak apa2… tidak perlu menemaniku utk menangis aku tidak dalam keadaan
buruk. Aku hanya harus melangkah maju demi diriku sendiri.
Setelah kemarin si bodoh
berfikir bahwa semua akan baik2 saja…..
Ahirnya
hari ini tiba.
Hari
yang harus memaksaku untuk berhenti berbicara langsung dengannya.
Bagaimana
keadaanku?
Gemetar
dan selah seluru syarafku seolah lumpuh..
Sehebat
itu rasa sakit kehilangan yang aku terima.
Apa??apa
yg bisa ku perbuat?
Bagaimana
caranya agar aku bisa puas dengan cerita kami.
Bagaimana
caranya agar perpisahan ini bisa berhenti dengan rapih tanpa menyiksa.
Bagaimana
caranya?
Adakah
obat yang bisa membuatku tenang???
Aku
mohon…aku sudah berjanji pada diriku untuk tetap baik2 saja….
Aku
mohon, untuk kali inii saja..
Sembuhkan
aku dengan cara cepat.
Aku
benar benar merintih karena sayatan.
Aku
benar-benar terpukul karena degupan jantungku yang tidak beraturan.
Suara
bisikan yang seolah marah2 :ini salah mu mia…kamu pernah melawan dan melewati
ini bahkan kamu sudah berjanji untuk tidak mau merasakan ini lagi tapi kenapa?
Kenapa
kamu menyiksa dirimu sendiri??
Dengan
janji mu bahwa cinta yang masih tersisa itu akan kamu berikan pada jodohmu
sepenuhnya tapi kenapa?
Kenapa
kamu terlalu cepat meyakini sesuatu yang belum tentu di takdirkan untukmu?
Mendengar
suara itu bisakah aku membela diri?:
“aku
bukan dengan sengaja ingin melumpuhkan diri
Bukan
pula dengan sengaja ingin menjatuhkan diri
Aku
hanya lepas kendali ketika ada seseorang yang mampu menemukan kunci hati yang
selama ini kusimpan sangat dalam.
Dia
mampu mengambilnya dariku
Bukan
pula aku meyakini dan mendahului takdir Tuhan.
Tapi
keyakinanku datang dengan sendirinya tanpaku paksakan..
Aku
juga takut, aku juga takut tidak bisa menghadapi waktu.
Tolong
untuk berhenti menekanku..
Iya!!!!!sudah…
Aku
sudah berbuat jahat untuk diriku sendiri. Aku terima kenyataanya..
Tapi
tolong…. Aku sedang melawan sakit aku mohon untuk tidak pula selalu
mengingatkan kesalahanku.
Aku
cukup merasa kasihan dengan diriku sendiri
Lelah
dan niatnya yang ingin berstirahat dengan tenang selalu saja tertimpah masalah.
Dia
hanya manusia biasa, dia juga punya titik lemah jadi tolong…
Bisikan
padaku tentang ketenangn dan kedamaian.
Bantu
aku untuk tetap berdiri dengan tegap, tanpa ada yang melihat sisi dimana aku
sedang lemah.
Bantu
aku untuk tetap baik2saja.
Aku
janji ini untuk terakhir kalinya..
Biarkan
aku belajar ikhlas lagi untuk kali ini….