line-height 1.5

Sabtu, 17 Juli 2021

RAIN

 

Hy….

Kemarin hujan sangat deras….

Di bawah curahnya hujan ada si bodoh yang sedang memberanikan diri untuk menghadapi kenyataan di depan mata.

Ada si bodoh yang rela menerjang hujan  demi bisa menatap langsung kenyataan.

Si bodoh bingung apa yang harus diarasakan setelah itu….

Dia bingung begitu banyak rasa yang ia terima di hari itu, melepaskan rindu,serta memberikan jalan untuk dirinya,membiarkan ia melihat dengan jelas bahwa kenyataan itu adalah tamparan.

Si bodoh begitu yakin kemarin dia baiik2 saja.

Dia tertawa dan menikmati keadaan, dia terhanyut suasana damai yang ada.

Dia menyaksikan sampai ahir.

Dan sampai saatnya dia pulang bahkan hujan tak kunjung berhenti.

Si bodoh ini memmaksakan diri untuk menerjang hujan lagi.

Hujan semakin keras dan….. si bodoh bahkan tidak menghiraukan badannya yang mulai basah dgn hujan.

Sambil tersenyum dia mengendarai kendaraan dengan penuh keyakinan bahwa semuanya baik2 saja.

Hujan seolah benar2 memberinya kesempatan untuk menangis dengan bebas, karena selama ini ia hanya menangis tapi tak lepas, karena sepanjang perjalanan banyak pasang mata yg kerap melihatnya, namun entah kenapa, kemarin hujan benar memberinya kesempatan untuk menangis sekuat2nya.

Sembari melewat hujan dia tetap tersenyum dan berbisik dalam hati.

“wahai hujan ,,,ini sudah lewat… aku tidak mengapa, aku baik2 saja…

Dengan membanggakan diri di derasnya hujan si bodoh berbisik kembali

“ ini aku… aku tidak bia di runtuhkan oleh maslah apapun, aku org yang mampu melewati apapun itu.ini hanya masalah waktu…

“wahai hujan tidak apa2… tidak perlu menemaniku utk menangis aku tidak dalam keadaan buruk. Aku hanya harus melangkah maju demi diriku sendiri.

                Setelah kemarin si bodoh berfikir bahwa semua akan baik2 saja…..

Ahirnya hari ini tiba.

Hari yang harus memaksaku untuk berhenti berbicara langsung dengannya.

Bagaimana keadaanku?

Gemetar dan selah seluru syarafku seolah lumpuh..

Sehebat itu rasa sakit kehilangan yang aku terima.

Apa??apa yg bisa ku perbuat?

Bagaimana caranya agar aku bisa puas dengan cerita kami.

Bagaimana caranya agar perpisahan ini bisa berhenti dengan rapih tanpa menyiksa.

Bagaimana caranya?

Adakah obat yang bisa membuatku tenang???

Aku mohon…aku sudah berjanji pada diriku untuk tetap baik2 saja….

Aku mohon, untuk kali inii saja..

Sembuhkan aku dengan cara cepat.

Aku benar benar merintih karena sayatan.

Aku benar-benar terpukul karena degupan jantungku yang tidak beraturan.

Suara bisikan yang seolah marah2 :ini salah mu mia…kamu pernah melawan dan melewati ini bahkan kamu sudah berjanji untuk tidak mau merasakan ini lagi tapi kenapa?

Kenapa kamu menyiksa dirimu sendiri??

Dengan janji mu bahwa cinta yang masih tersisa itu akan kamu berikan pada jodohmu sepenuhnya tapi kenapa?

Kenapa kamu terlalu cepat meyakini sesuatu yang belum tentu di takdirkan untukmu?

Mendengar suara itu bisakah aku membela diri?:

“aku bukan dengan sengaja ingin melumpuhkan diri

Bukan pula dengan sengaja ingin menjatuhkan diri

Aku hanya lepas kendali ketika ada seseorang yang mampu menemukan kunci hati yang selama ini kusimpan sangat dalam.

Dia mampu mengambilnya dariku

Bukan pula aku meyakini dan mendahului takdir Tuhan.

Tapi keyakinanku datang dengan sendirinya tanpaku paksakan..

Aku juga takut, aku juga takut tidak bisa menghadapi waktu.

Tolong untuk berhenti menekanku..

Iya!!!!!sudah…

Aku sudah berbuat jahat untuk diriku sendiri. Aku terima kenyataanya..

Tapi tolong…. Aku sedang melawan sakit aku mohon untuk tidak pula selalu mengingatkan kesalahanku.

Aku cukup merasa kasihan dengan diriku sendiri

Lelah dan niatnya yang ingin berstirahat dengan tenang selalu saja tertimpah masalah.

Dia hanya manusia biasa, dia juga punya titik lemah jadi tolong…

Bisikan padaku tentang ketenangn dan kedamaian.

Bantu aku untuk tetap berdiri dengan tegap, tanpa ada yang melihat sisi dimana aku sedang lemah.

Bantu aku untuk tetap baik2saja.

Aku janji ini untuk terakhir kalinya..

Biarkan aku belajar ikhlas lagi untuk kali ini….